Acara yang dimotori oleh KOMINFO dan bekerjasama dengan Pos Properti berlangung di point lab secara online karena situasi saat ini yang masih dalam keadaan pandemi, walaupun acara yang diselanggarakan secara online tetapi antusias peserta online sangat baik, ditambah dengan bahasan yang sangat penting tentang literasi saat pandemi ini menjadi daya tarik pembahasannya.
Selain para tokoh yang hadir seperti Mang Oded selaku Wali Kota Bandung, serta Pak Tedy Rusmawan selaku Ketua DPRD Kota Bandung, para pembicara handal juga merupakan hal yang menarik antusias seperti Pak Zen Rachmat Sugito, yang saat ini, Pak Zen sedang menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Narasi Newsroom, dr. Ahyani Raksanagara, M.Kes. Saat ini, beliau sedang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung. Beliau juga memiliki berbagai macam pencapaian, seperti di tahun 2017-2018, beliau dinobatkan sebagai salah satu dari 50 perempuan yang berpengaruh di bidang IT dalam e-Government Asia Pasific 'Women in Gov Tech 20' versi Govinsider, dan dr. Indah Kusuma adalah seorang dokter, content creator, dan musisi. Beliau juga memiliki banyak pengalaman yang keren seperti pada tahun 2019, beliau mendirikan Klinik Rahmani Cipatat
Kegiatan yang berlangsung di point lab coworking space ini bertujuan agar kita bisa tetap survive dalam kadaan pandemi saat ini dengan media literasi.
Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana menyampaikan, Literatalks 3.0: Surviving Pandemic Covid-19 with Media Literacy akan mengupas peran Generasi Z dan komunikasi dan informatika Indonesia dalam memberantas Hoaks Covid-19 dan vaksinasi.
Tujuannya, meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahayanya hoaks Covid-19 dan vaksin.
“Termasuk juga membangun rasa kebersamaan dan kesatuan antara masyarakat untuk mencegah penyebaran berita hoaks Covid-19 dan Vaksin,” terangnya, Jumat 10 September 2021.
Perlu diketahui, berdasarkan hasil penelitian Katadata Insight Center mengungkapkan, sebanyak 59 persen orang menggunakan internet untuk mencari informasi atau berita dan sebanyak 76 persen mendapatkan informasi melalui sosial media.
“Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia sehari–hari mereka dan mencari informasi melalui sosial media,” paparnya.
Selama pandemi berlangsung, sambung Yayan banyak sekali informasi mengenai Covid–19 yang tersebar di seluruh media sosial atau media digital.
“Namun, seperti yang kita ketahui bersama bahwa di era yang serba digital ini, informasi atau pesan yang tersebar di dunia digital tidak bisa kita kendalikan,” katanya.
“Hal ini terbukti bahwa 46,3 persen informasi yang mengandung hoaks adalah kesehatan dan sebanyak 35,7 persen masyarakat Indonesia terpapar hoaks tentang Covid–19,” sambungnya.
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang sama 68,4 persen orang mengaku, alasan menyebarkan hoaks adalah karena meneruskan berita yang tersebar tanpa berpikir atau mengetahui itu hoaks atau tidak.
Ini menandakan, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak peduli risiko bahaya hoaks Covid-19 dan Vaksin.
Permasalahan ini, terang Yayan, dapat diatasi dengan literasi media. Literasi ini sangat penting karena teknologi dan sosial media sudah bagian dari aktivitas sehari-hari masyarakat.
“Salah satu strategi efektif yang dapat dilakukan adalah mengedukasi agar masyarakat dapat saling bahu membahu dalam mengingatkan hoaks tentang Covid-19 dan vaksin. Mengingat banyak sekali masyarakat yang terdampak dan menjadi korban hoaks Covid-19 dan vaksin,” tuturnya
Source : https://mbinews.id